Jumat, 26 Juni 2009

MAKNA HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Hari pendidikan nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei atau bertepatan hari ulang tahunnya Ki Hadjar Dewantoro, Bapak Pendidikan kita yang telah kehilangan maknanya. Hal ini di sebabkan banyak kalangan pelajar kurang menghargai jasa para pahlawan. Sebagian besar pelajar hafal hanya hari kemerdekaan Indonesia. Hal ini makna pendidikan semula untuk menghargai dan menghormati jasa seorang Ki Hadjar Dewantoro untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Jika sekolah yang tidak mengingatkan pasti para pelajar sudah lupa.
Makna hari pendidikan nasional sebenarnya adalah masyarakat yang mendapat pendidikan secara merata yang menurut HAM pendidikan merupakan HAM ke 2 setelah kebebasan untuk hidup. Biasanya sekolah-sekolah negeri memperingatinya dengan upacara bendera. Sebenarnya dari lubuk hati Ki Hadjar Dewantoro sendiri kurang setuju diperingati dengan upacara bendera. Menurut beliau alangkah lebih baik hari pendidikan nasional digunakan untuk ajang berbenah diri supaya dapat lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.
Kebanyakan sekolah-sekolah negeri salah kaprah atas hari pendidikan nasional. Mereka tetap melakukan upacara bendera tanpa melakukan berbenah diri. Hal ini sangat disayangkan karena dengan berbenah diri kita bisa mengetahui apakah yang kita lakukan pada tahun-tahun sebelumnya kita sudah melakukan dengan baik. Jika tidak kita bisa mengubah kesalahan tersebut sedikit demi sedikit. Bukannya “dirayakan” dengan seremoni yang menghabiskan banyak biaya, jika biaya tersebut digunakan untuk memajukan pendidikan di negeri ini paling tidak bisa menolong sedikitlah daripada dana tersebut di buang dengan percuma tanpa ada perubahan yang berarti.
Ini menyebabkan pendidikan di Indonesia tak dapat berkembang dengan baik, mereka tak sedikitpun memikirkan apa makna dari hari pendidikan nasional secara menyeluruh. Ini yang menyebabkan pendidikan di Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Karena di kedua negara tersebut selalu mengadakan evaluasi setiap tahunnya, bahkan setiap bulan ada pengecekkan rutin. Apakah hari pendidikan nasional sebagai pajangan belaka? Apakah pendidikan kita hanya bisa bersaing setingkat lebih bawah dari negara Malaysia dan Singapura? Kedua pertanyaan ini bisa membuat kita terpacu untuk selalu dan selalu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan bisa membuat hari pendidikan nasional lebih bewarna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar