Di kehidupan kaum miskin pendidikan bagai emas karena biaya yang dibutuhkan seperti emas ”mahal”. Karena biaya yang begitu mahal mereka menyampingkan pendidikan disebabkan kebutuhan untuk hidup kurang. Hal ini menyebabkan aset masa depan kita menjadi terbelakang tentang ilmu pengetahuan.
Ini juga berbanding lurus dengan sistem pendidikan yang kurang profesional yang menyebabkan pola pikir masyarakat miskin tertuju pada kebutuhan perut. Pemerintah sekarang mulai mencanangkan sekolah gratis tetapi tak bisa merubah sepenuhnya pola pikir masyarakat.
Tetapi kita bisa bersyukur atas keseriusan pemerintah untuk mengentas kebodohan yang dimulai tahun 2009 ini. Sekarang yang menjadi kendala besar adalah kesediaan putra putrinya untuk berpartisipasi sekolah. Pemerintah berjanji pada tahun 2015 Indonesia bebas dari kebodohan. Karena kebodohan itu merupakan dosa yang besar untuk negara besar yaitu Indonesia oleh sebab itu kita harus mempunyai kesadaran tinggi untuk mewujudkan impian dari bapak pendidikan kita yaitu Ki Hadjar Dewantoro.
Pemerintah menargetkan pada tahun ini angka siswa untuk sekolah kurang lebih 20% penduduk miskin di Indonesia sudah sekolah. Kenyataannya prosentase penduduk miskin yang sekolah masih 10% paling tidak pada separuh tahun ini pemerintah mampu untuk merealisasikan apa yang telah ditargetkan. Pakar pendidikan pun optimis akan program ini akan berjalan sukses karena masyarakat miskin sudah mulai menyadari pentingnya pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar