Sistem pendidikan di Indonesia atau disebut dengan kurikulum sejauh ini semaikn lama semakin baik. Sejak Indonesia merdeka hingga sekarang kurikulum selalu berubah setiap 5 tahun seiring pergantian menteri. Namun kurikulum nampaknya kurang begitu sip di lapangan. Penyebabnya adalah perbedaan kualitas di masing-masing sekolah.
Di sekolah negeri sendiri kurikulum dijalankan dengan baik yang didukung dengan segala fasilitas yang memungkinkan. Sedangkan di swasta kurikulum kurang berjalan dengan baik karena terkendala oleh fasilitasnya. Di swasta sendiri menjadi bagus hanya berlandaskan pendekatan pada setiap siswa dengan kata lain setiap individu selalu diperhatikan perkembangannya. Sedangkan di negeri sendiri hanya memperhatikan nilainya saja tanpa melihat usaha dari setiap siswa. Hal ini membuat secara pendekatan sosial di swasta lebih unggul daripada di negeri. Jika secara fasilitas negeri jauh lebih unggul daripada swasta.
Sekarang kita lihat dari segi guru. Di negeri sendiri guru adalah pengajar, yang tugasnya adalah memberi pelajaran, sedangkan di swasta guru adalah pendidik, yang tugasnya adalah memberi pelajaran serta memotoring kegiatan siswa. Itu hanya sebagai peranan kita liat dari pendapatannya, rata-rata guru negeri kota gajinya diatas 4 juta dan belum termasuk uang sejahtera serta setiap tahun gajinya selalu naik. Sedangkan guru swasta kota gaji paling besar adalah 1.25 juta sudah termasuk uang sejahtera dan setiap tahun belum tentu naik serta belum lagi kerja sambilan.
Hal ini sangat berpengaruh dari semangat guru untuk mengajar, alangkah baiknya yang negeri membantu sekolah swasta yang sangat membutuhkan bantuan untuk bersama-sama mencerdaskan aset masa depan bangsa. Jika sekolah negeri dan swasta saling bekerja sama maka untuk membangun bangsa ini semakin mudah, seperti peribahasa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Selain itu kita bisa mengembalikan masa emas pendidikan yang kita raih tahun 1970an.
Guru adalah aset terpenting jika guru dibuat kecewa atas keputusan atasannya dapat membuat kericuhan yang efeknya pasti mengenai siswa, proses KBM terganggu dan ilmu yang akan diberikan tersendat. Kejadian ini sering terjadi di daerah timur Indonesia. Solusi yang tepat menurut kami adalah pemerintah menyortir guru yang sudah di negerikan supaya guru yang telaten dan sabar yang dipertahankan yang tak memenuhi di non aktifkan, karena guru yang telaten dan sabar inilah yang membuat siswa bisa meraih prestasi yang bagus. Jika sebaliknya guru yang hobi menghukum siswanya yang contohnya di strap jika terlambat membuat siswa benci dengan guru tersebut yang mengakibatkan pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut di tolak mentah-mentah oleh otak siswa.
Hal ini yang sudah disadari oleh negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, yang telah merubah sistem pendidikannya mulai tahun 1990an. Sangat disayangkan Indonesia yang pendidikannya terbaik se-Asia Tenggara tahun 1970an bisa kalah jauh dengan negara yang jika dilihat tahun merdekanya lebih muda. Marilah kita bertekad untuk bersatu baik sekolah negeri maupun swasta untuk mengembalikan masa emas pendidikan kita paling tidak kita dapat menyamai kedua negara tersebut bahkan kita bisa lebih baik, serta kita wujudkan impian Bapak Pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantoro serta amanat yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 beserta isinya. KITA PASTI BISA !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar